Rabu, 27 Desember 2017

Instalasi Listrik Rumah Tangga



Tahukah anda rumah tangga merupakan pelaku ekonomi terkecil. Meskipun begitu, rumah tangga merupakan pelaku ekonomi terpenting karena semua kegiatan ekonomi berawal dari sana. Kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi pasti melibatkan salah satu atau beberapa anggota keluarga. Rumah tangga atau dalam bahasa sehari-hari kita sebut sebagai keluarga umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga yang lebih besar mencakup anggota yang lebih banyak lagi. Mereka semua memiliki kebutuhan, baik kebutuhan individu maupun kebutuhan bersama. Dalam hal ini maka anda harus setuju bahwa instalasi listrik rumah tangga adalah sebuah kebutuhan juga dalam rumah tangga, karena banyaknya alat elektronik yang memerlukan suplai tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga, seperti penerangan, air, memasak, atau sekedar menonton hiburan di televisi. Pada umumnya arus listrik yang dialirkan ke rumah Anda berasal dari jaringan Perusahan Listrik Negara, atau PLN. Urutan arus listrik yang masuk ke rumah anda, pertama kali masuk melalui MCB (main circuit braker) atau pembatas daya yang berfungsi sebagai pembatas daya maksimun yang digunakan, lalu ke KWH meter, kotak sekering dan akhirnya ke semua peralatan listrik seperti lampu, tv, kipas angin, dan mesin cuci.

Memasang instalasi listrik rumah tangga dengan benar memerlukan teknik perencanaan yang tepat selain bertujuan untuk keamanan dan kelayakan teknis instalasi juga akan membuat fungsi yang maksimal tanpa harus mengurangi estetika dasar sebuah bangunan rumah hunian. Bukan hanya masalah penempatan titik atau poin dimana saklar, lampu dan stop kontak yang akan dipasang, namun juga aspek pemilihan bahan material seperti kabel, pipa kabel, sekering, isolator dan masih banyak lagi yang harus diperhitungkan tingkat kualitasnya. Semakin baik kualitas bahan yang akan dipasang, maka akan memberikan keamanan dan meminimalisir dari segala resiko bahaya listrik terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya. Listrik yang anda gunakan di rumah telah dibagi oleh PLN, berdasarkan kebutuhan pellanggan nya. pelanggan listrik rumah tangga terbagi dalam tiga golongan, yaitu‎:


  • Pelanggan listrik dengan subsidi 450 VA dan 900 VA.

  • Pelanggan listrik non-subsidi 4.400 VA dan 13.00 VA.

  •  Pelanggan listrik non-subsidi 13.000 VA ke atas (loss stroom).


Adanya proyek listrik penyederhanaan golongan pelanggan listrik rumah tangga, adalah kebijakan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Penyederhanaan hanya berlaku bagi pelanggan dengan golongan 900 Volt Amper (VA) tanpa subsidi, 1.300 VA, 2.200 VA, dan 3.300 VA. Semua golongan tersebut akan dinaikkan dan ditambah dayanya menjadi 4.400 VA. Sementara golongan 4.400 VA hingga 12.600 VA ‎dinaikkan dan ditambahkan dayanya menjadi 13.000 VA, dan golongan 13.000 VA ke atas dayanya akan di-loss stroom. Namun, penyederhanaan tidak berlaku bagi pelanggan rumah tangga penerima subsidi. Yaitu, golongan 450 VA dengan pelanggan sebanyak 23 juta rumah tangga dan golongan 900 VA dengan pelanggan 6,5 juta rumah tangga yang disubsidi oleh pemerintah. Tarif Tenaga Listrik (TTL) di Indonesia bukanlah yang termahal, bahkan termasuk yang kompetitif di kawasan Asia Tenggara. Data Agustus 2017 menyebutkan bahwa TTL untuk golongan rumah tangga di Indonesia sebesar US$ 11,03 sen per kilo Watt hour (kWh). 

TTL Indonesia tersebut jauh lebih murah jika dibandingkan dengan negara tetangga. Seperti Filipina yang sebesar US$15.36 sen per kWh, Singapura US$15,99 sen per kWh, dan Thailand sebesar US$12,04 sen per kWh. Untuk pelanggan bisnis menengah, tarif listrik di Indonesia adalah US$11,03 sen per kWh, sementara Malaysia dan Vietnam lebih tinggi, yaitu sebesar US$ 11,90 sen per kWh dan Singapura US$ 11,35 sen per kWh. Demikian juga untuk pelanggan bisnis besar. Pada periode tarif Agustus 2017, tarif di Indonesia adalah US$ 8,38 sen per kWh. Adapun di negara lain lebih tinggi, yaitu Malaysia US$ 8,41 sent per kWh, Thailand US$ 8,81 sen per kWh, Singapura US$ 11,11sen per kWh, FilipinaUS$ 9,05 sen per kWh, dan Vietnam US$10,95 sen per kWh.
.

Minggu, 17 Desember 2017

Jaringan Listrik Udara



Berdasarkan pemasangannya, jaringan listrik dibagi menjadi dua kategori, yaitu : jaringan listrik udara (overhead line) yang merupakan sistem penyaluran tenaga listrik melalui kawat penghantar yang ditompang pada tiang listrik. Sedangkan jaringan listrik bawah tanah (underground cable) merupakan sistem penyaluran tenaga listrik melalui kabel-kabel yang ditanamkan di dalam tanah. Saluran Bawah Tanah (Underground  Lines) Saluran distribusi yang menyalurkan energi listrik melalui kabel yang ditanam didalam tanah.  Kategori saluran distribusi seperti ini adalah yang banyak untuk pemasangan di dalam kota, karena berada didalam tanah, maka tidak mengganggu keindahan kota dan juga tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam. Namun juga memilik kekurangan, yaitu mahalnya biaya investasi dan sulitnya menentukan titik gangguan dan perbaikannya. Kedua cara penyaluran memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Keuntungan yang dapat diperoleh dari suatu jaringan bawahtanah adalah bebasnya kabel dari gangguan pohon, sambaran petir maupun dari gangguan manusia. Kabel-kabel bawah tanah yang digunakan pun banyak sekali jenisnya selain disebabkan bahan-bahan isolasi plastik yang terus berkembang maka selalu saja ada tambahan jenis-jenis kabel baru. 

Keuntungan pemakaian kabel bawah tanah adalah :
a. Tidak terpengaruh oleh cuaca buruk, bahaya petir, badai, atau tertimpa pohon.
b. Tidak mengganggu pandangan, bila adanya bangunan yang tinggi.
c. Dari segi keindahan, saluran bawah tanah lebih sempurna dan lebih indah dipandang.
d. Mempunyai batas umur pakai dua kali lipat dari saluran udara.
e. Ongkos pemeliharaan lebih murah, karena tidak perlu adanya pengecatan.
f. Tegangan drop lebih rendah karena masalah induktansi bisa diabaikan.
g. Tidak ada gangguan akibat sambaran petir, angin topan dan badai.
 h. Keandalan lebih baik.
i. Tidak ada korona.  
j. Rugi-rugi daya lebih kecil.
k. Menciptakan keindahan tata kota.


Adapun kerugian atau kelemahan dari penggunaan jaringan kabel bawah tanah ialah sebagai berikut :
a. Harga kabel yang relatif mahal
b. Gangguan yang terjadi bersifat permanen
c. Tidak fleksibel terhadap perubahan jaringan
d. Waktu dan biaya untuk menanggulangi bila terjadi gangguan lebih lama dan lebih mahal
e. Biaya investasi pembangunan lebih mahal dibanding-kan dengan saluran udara
f. Saat terjadi gangguan hubung singkat, usaha pencarian titik gangguan tidak mudah (susah)
g. Perlu pertimbangan-pertimbangan teknis yang lebih mendalam di dalam perencanaan, khususnya untuk kondisi tanah yang dilalui.
h. Hanya tidak dapat menghindari bila terjadi bencana banjir, desakan akar pohon, dan ketidakstabilan tanah.
 i. Biaya pemakaian lebih besar atau lebih mahal.
 j. Sulit mencari titik kerusakan bila ada gangguan.

Jaringan Listrik udara, (overhead lines) Saluran distribusi yang menyalurkan energi listrik melalui kawat-kawat yang digantung pada isolator antar menara atau tiang distribusi. Keuntungan dari saluran distribusi adalah lebih murah, mudah dalam perawatan, mudah dalam mengetahui letak gangguan, mudah dalam perbaikan, dan lainnya. Namun juga memiliki kerugian, antara lain: karena berada di ruang terbuka, maka cuaca sangat berpengaruh terhadap keandalannya, dengan kata lain mudah terjadi gangguan, seperti gangguan hubung singkat, gangguan tegangan lebih karena tersambar petir, dan gangguan-gangguan lainnya. Dari segi keindahan juga kurang, sehingga saluran distribusi bukan pilihan yang ideal untuk suatu saluran distribusi didalam kota. Jaringan listrik saluran udara baik untuk dipergunakan pada daerah dengan kepadatan beban yang rendah, karena disini harga pembelian hak jalan untuk hantaran udara relatif murah, disamping harga materialnya yang murah dibandingkan dengan jaringan kabel bawah tanah.
Keuntungannya antara lain:

a. Lebih fleksibel dan leluasa dalam upaya untuk perluasan beban.
b. Dapat digunakan untuk penyaluran tenaga listrik pada tegangan diatas 33 k4.
c. Lebih mudah dalam pemasangannya.
d. Bila terjadi gangguan hubung singkat, mudah diatasi dan dideteksi.
e. Mudah dilakukan perluasan pelayanan dengan penarikan cabang yang diperlukan.
F. Mudah memeriksa jika terjadi gangguan pada jaringan.
g. Mudah untuk melakukan pemeliharaan.
h. Tiang-tiang jaringan distribusi primer dapat pula digunakan untuk jaringan distribusi sekunder dan keperluan pemasangan trafo atau gardu distribusi tiang, sehingga secara keseluruhan harga instalasi menjadi lebih murah. 

Kerugian dari jaringan hantaran udara adalah gangguan sambaran petir, gangguan dari manusia, serta menganggu pemandangan dikarenakan oleh banyaknya tiang-tiang dan kabel-kabel hantaran udara yang digunakan sehubungan dengan banyaknya konsumen yang harus dilayani. Dan ada kerugian lainnya:
a. Mudah terpengaruh oleh cuaca buruk, bahaya petir, badai, tertimpa pohon, dsb.
b. Untuk wilayah yang penuh dengan bangunan yang tinggi, sukar untuk menempatkan saluran,
c. Masalah efek kulit, induktansi, dan kapasitansi yang terjadi, akan mengakibatkan tegangan drop lebih tinggi.
d. Ongkos pemeliharaan lebih mahal, karena perlu jadwal pengecatan dan penggantian material listrik bila terjadi kerusakan.

Senin, 11 Desember 2017

Jaringan Listrik 20 Kv



          Pernahkah anda mendengar tentang istilah tegangan listrik 20 Kv?, bila belum pernah mendengarnya maka artikel ini akan membahas tentang hal tersebut, khususnya bagi anda yang berlangganan listrik dari PLN, dan ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang jaringan listrik. Jaringan listrik 20Kv berasal dari Jaringan Tegangan Menengah (JTM) yang merupakan jaringan yang keluar dari Gardu Induk dengan tegangan 12 kV atau 20 kV, dan langsung masuk kedalam daerah kecamatan, kelurahan, pedesaan, perkampungan, ataupun perumahan, termasuk melewati hutan-hutan, perkebunan dan jalan-jalan kecil. JTM ada yang berbentuk kabel tanah 12 kV atau 20 kV, yang ditanam didalam tanah. Ada juga peralatan yang namanya Gardu Hubung (GH) yang terdiri dari beberapa kubikel (lemari) pembagi beban kearah beberapa jurusan yang berbeda. Pelanggan PLN ada yang langsung berlangganan listrik dengan tegangan 20 kV ini. Gardu Distribusi merupakan trafo dan peralatannya  yang mengubah tegangan di jaringan tegangan menengah 20 kV menjadi tegangan rendah yaitu 231 Volt (diukur phasa-netral) dan 400 Volt (diukur phasa-phasa). Gardu distribusi terdiri dari gardu beton yang didalamnya ada beberapa kubikel (lemari) pembagi beban, gardu tiang dobel dan gardu tiang cantol. 

Sedangkan, jaringan Tegangan Rendah (JTR) merupakan jaringan yang keluar dari gardu distribusi dengan tegangan 231 V / 400 V.. Jaringan ini juga melewati daerah kecamatan, kelurahan, pedesaan, perkampungan, ataupun perumahan, juga melewati hutan-hutan, perkebunan dan jalan-jalan kecil. Kebanyakan JTR adalah kabelberbungkus, namun di kota-kota tua, masih banyak JTR yang memakai kabel telanjang. Sambungan Rumah (SR) adalah jaringan listrik yang menghubungkan antara jaringan tegangan rendah dan rumah / lokasi pelanggan. Setelah memahami bagaimana listrik bisa sampai dari pembangkit sampai ke lokasi pelanggan, dengan melewati jaringan transmisi, gardu induk (GI), jaringan tegangan menengah (JTM), gardu distribusi, jaringan tegangan rendah (JTR) dan sambungan rumah (SR), maka kita akan lebih memahami jaringan listrik 20 Kv.

Sistem distribusi daya listrik meliputi semua Jaringan Tegangan Menengah (JTM) , jaringan listrik 20KV dan semua Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 380/220 Volt hingga ke meter-meter pelanggan. Pendistribusian daya listrik dilakukan dengan menarik kawat – kawat distribusi melalui penghantar udara. Penghantar bawah tanah dari mulai gardu induk hingga ke pusat – pusat beban. pada sistem di ranting Galang ada terpasang jaringan bawah tanah karena keadaan kota atau daerahnya belum memungkinkan untuk dibangun jaringan tersebut. jadi untuk daerah ini tetap disuplai melalui hantaran udara 3 phasa 3 kawat.

 Setiap elemen jaringan distribusi pada lokasi tertentu dipasang trafo-trafo distribusi, dimana tegangan distribusi 20 KV diturunkan ke level tegangan yang lebih rendah menjadi 380/220 Volt. Dari trafo-trafo ini kemudian para pelanggan listrik dilayani dengan menarik kabel-kabel tegangan rendah menjelajah ke sepanjang pusat-pusat pemukiman, baik itu komersial maupun beberapa industri yang ada disini. Tenaga listrik yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengoperasikan peralatan-peralatan tersebut adalah listrik dengan tegangan yang rendah (380/220 Volt). Sedangkan tenaga listrik yang bertegangan menengah (sistem 20 KV) dan tegangan tinggi (sistem 150 KV) hanya dipergunakan sebagai sistem penyaluran (distribusi dan transmisi) untuk jarak yang jauh. Hal ini bertujuan untuk kehandalan sistem karena dapat memperkecil rugirugi daya dan memliki tingkat kehandalan penyaluran yang tinggi, disalurkan melalui saluran transmisi ke berbagai wilayah menuju pusat-pusat pelanggan.

           

Rabu, 06 Desember 2017

Jaringan Listrik Gedung

Saya dan anda semua pasti sepakat bahwa listrik adalah sebagai kelengkapan dari sebuah bangunan, listrik adalah elemen penting dari bangunan itu sendiri. Oleh karena itu faktor kenyamanan dan keamanan sangat harus diperhatikan ketika kita melakukan pemasangan instalasi listrik di bangunan gedung, sehingga dalam penggunaanya tidak menimbulkan masalah. Yaitu masalah yang bisa ditimbulkan dari pemasangan jaringan listrik gedung yang salah, seperti kurang daya, konsleting, alat-alat elekronik yang rusak karena listrik tidak stabil bahkan bisa mengarah kepada masalah yang fatal seperti kebakaran. Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam cara pemasangan instalasi listrik pada bangunan gedung seperti jarak antar titik listrik ke titik listrik lainnya, komponen, atau peralatan listrik yang dipakai, hingga ke pembagian daya yang harus diesuaikan dengan kebutuhan ruangannya masing-masing, dan masih banyak penyesuaian instalasi yang lainnya. Pemasangan instalasi listrik dalam instalasi listrik pada bangunan gedung, ataupun instalasi listrik di gedung bertingkat harus dilakukan dengan cara yang benar karena resiko yang besar dari penggunaan listrik yang salah dapat berakibat fatal.

Pemasangan jaringan listrik bangunan gedung dan rumah memang banyak terdapat perbedaan, namun dalam perbedaan tersebut pada dasarnya hanyalah tentang fungsi keefektifan saja, instalasi bangunan gedung lebih memandang kepada fungsi, sebisa mungkin satu stop kontak itu memiliki beberapa fungsi sehingga memudahkan penggunaannya pada bangunan gedung yang luas atau gedung bertingkat, maka dari itu untuk bangunan gedung kebanyakan instalasinya adalah instalasi parallel dan instalasi seri, tidak banyak instalsi tunggal yang digunakan, lain halnya dengan instalasi listrik rumahan, dirumah biasanya setiap ruangan memiliki stopkontak sendiri, sehingga pengerjaannya tidak terlalu rumit dibanding dengan instalasi listrik bangunan gedung. Untuk memudahkan pemasangan instalasi listrik bangunan gedung, hal pertama yang dilakukan adalah wajib membuat rancangan instalasi, karena penggunaan saklar tukar dan saklar ganda cukup banyak digunakan, jika tidak dilakukan pembuatan rancangan bisa dipastikan instalasinya akan kacau.

Mari ambil contoh pada instalasi gedung pertemuan bentuknya kebanyakan ruangan lepas, instalasi yang terpasang terdapat pada sekeliling dinding bagian dalam gedung, bangunan gedung pertemuan biasanya juga memiliki banyak pintu masuk sekaligus fungsinya sebagai pintu keluar, tips sederhana saya untuk instalasi listrik pada bangunan gedung ini adalah memperhatikan rancangan saklar disetiap pintu.



Lalu instalasi Saklar tukar. Sebelum membuat rancangan instalasi gedung, ada baiknya dipahami terlebih dahulu apa itu saklar tukar, biasanya saklar ini digunakan pada dua titik yang masing-masing jaraknya berjauhan, fungsi saklar tukar adalah menghidupkan sebuah lampu dan mematikan lampu yang sama, jika pada satu pintu terdapat saklar tukar maka harus ada pula saklar tukar pada pintu yang lain, yang kinerjanya mematikan atau menghidupkan satu buah lampu yang sama. Bisa saja saklar tukar yang dipasang tersebut menghidupkan sebanyak sepuluh buah lampu, atau diistilahkan dengan saklar tukar rangkaian seri, untuk lebih memudahkan memahami kinerja saklar tukar silahkan perhatikan skema gambar saklar tukar dibawah ini.



Setelah saklar tukar, jangan lupa penempatan Saklar ganda. Saklar ganda ini bisa diartikan sebagai satu buah saklar namun dia memiliki dua tombol on off, dimana masing-masingnya menghidupkan lampu yang berbeda, dalam banyak pemasangan saklar ini biasanya dipasang pada lantai satu untuk gedung bertingkat, sesuai dengan fungsinya saklar ini juga bisa dimanfaatkan untuk menyalakan lampu di lantai atas, sehingga anda tidak kegelapan ketika sampai dilantai atas, untuk lebih jelasnya silahkan simak gambar skema saklar ganda dibawah ini.



Instalasi listrik rumah, gedung dan pabrik biasanya sudah tersedia pada rancangan bangunan gambar sebuah bangunan, dengan demikian sebenarnya installer hanya tinggal membuat instalasi sesuai dengan rancangan gambar bangunan, ketika arsitek bangunan membuat sebuah bangunan biasanya ia sudah mempersiapkan pipa instalasi listrik dalam pengerjaannya, hal ini harus dilakukan si arsitek agar ketika pemasangan instalasi listrik tidak terjadi lagi pembongkaran ketika hendak memasukkan sebuah pipa pada dinding bangunan. Maka dari itu dalam merancang sebuah instalasi listrik ada yang dikenal dengan istilah, skema dasar, skema garis tunggal dan skema gambar pelaksanaan, untuk membuat skema-skema tersebut sang installer biasanya terlebih dahulu melakukan audiensi dengan si pemilik bangunan, dalam audiensi tersebut si pemilik bangunan akan menjelaskan seperti apa kebutuhan listrik yang ia inginkan untuk bangunannya. Setelah diperoleh keterangan dari si pemilik bangunan, maka berikutnya installer tinggal membuat skema gambar dasar untuk instalasi bangunan, skema-skema tersebut bisa dijabarkan sebagai berikut;

  • Skema dasar

Merupakan gambaran umum arus saklar dari arus input listrik sampai arde (pembumian).

  • Skema garis tunggal

Merupakan gambaran detail arus saklar atau stopkontak dan penerangan, pada skema ini nantinya diperoleh dua bentuk rangkaian instalasi, yakni rangkaian seri atau parallel, untuk seluruh bangunan.

  • Skema gambar pelaksanaan

Merupakan gambaran detail mulai dari arus input, sekring, pengabelan, saklar, stopkontak dan lampu penerangan, kabel positif dan negative, hingga kabel arde (pembumian), untuk seluruh bangunan. Setidaknya hal – hal diatas adalah hal hal yang harus anda perhatikkan dalam pemasangan jaringan listik gedung. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda. Terima kasih telah membaca.













Kamis, 30 November 2017

Jaringan Listrik Tegangan Rendah



              Sistem distribusi jaringan listrik tegangan rendah adalah bagian dari system tenaga listrik yang berada di antara sumber daya listrik dan pemakai tenaga listrik(konsumen). Dengan pertambahan jumlah penduduk memaksakan jaringan tegangan rendah yang semakin handal guna menyediakan sumber listrik yang optimal. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi angka losses daya pada distribusi jaringan tegangan rendah Jaringan listrik tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari Gardu Distribusi ke Konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN ( persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V. Jika diurutkan maka urutan listrik dari pembangkit hingga dapat diakses ke rumah and aadalah sebagai berikut: listrik bisa sampai dari pembangkit sampai rumah anda, dengan melewati jaringan transmisi, gardu induk (GI), jaringan tegangan menengah (JTM), gardu distribusi, jaringan tegangan rendah (JTR) dan sambungan rumah (SR). Jaringan Tegangan Menengah (JTM) merupakan jaringan yang keluar dari Gardu Induk dengan tegangan 12 kV atau 20 kV, dan langsung masuk kedalam daerah kecamatan, kelurahan, pedesaan, perkampungan, ataupun perumahan, termasuk melewati hutan-hutan, perkebunan dan jalan-jalan kecil. JTM ada yang berbentuk kabel tanah 12 kV atau 20 kV, yang ditanam didalam tanah. Jaringan Tegangan Rendah (JTR) merupakan jaringan yang keluar dari gardu distribusi dengan tegangan 231 V / 400 V. Jaringan ini juga melewati daerah kecamatan, kelurahan, pedesaan, perkampungan, ataupun perumahan, juga melewati hutan-hutan, perkebunan dan jalan-jalan kecil. Kebanyakan JTR adalah kabel berbungkus, namun di kota-kota tua, masih banyak JTR yang memakai kabel telanjang. Sedangkan untuk transmisi jaringan listrik tegangan rendah biasanya menggunakan saluran udara tegangan rendah (sutr) 40 volt – 1000 volt. 

Saluran Udara Tegangan Rendah atau SUTR merupakan jaringan kawat yang berisolasi maupun tidak berisolasi. Bagian utama dari SUTR kawat tak berisolasi adalah tiang listrik (besi, beton), Cross Arm, Isolator dan penghantar Aluminium / Tembaga (Cu). Transmisi SUTR adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan jaringan listrik tegangan rendah ke konsumen. Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380 Volt. Pada umumnya tiang listrik yang sekarang digunakan pada SUTR terbuat dari beton  bertulang dan tiang besi. Tiang kayu sudah jarang memerlukan pemeliharaan khusus. Sedang tiang  besi jarang digunakan karena harganya relative mahal dibanding tiang beton, disamping itu juga memerlukan biaya pemeliharaan rutin. Dilihat dari sisi fungsi nya, tiang listrik dibedakan menjadi dua yaitu tiang pemikul dan tiang tarik. Tiang pemikul berfungsi untuk memikul konduktor dan isolator, sedang tiang tarik fungsinya untuk menarik konduktor. Sedang fungsi lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dengan posisi sudut tarikan konduktor nya. Bahan  baku pembuatan tiang beton untuk tiang tegangan menengah dan tegangan rendah adalah sama, hanya dimensinya yang berbeda. Pada jaringan tegangan rendah yang menggunakan tiang bersama dengan jaringan tegangan menengah maka jarak gawang (span) harus dijaga agar tidak lebih dari 60 meter. 



Di dalam menentukan panjang tiang  beberapa faktor yang harus dipertimbangkan adalah :  jarak aman antara saluran tegangan menengah dan tegangan rendah, posisi trafo tiang, dan tinggi rendahnya trafo dengan  peyangga dua tiang. Gambar diatas adalah contoh tiang SUTR. Pada konstruksi jaringan listrik tegangan rendah atau menengah harus diperhatikan lintasan yang akan dilewati saluran kabel, misalnya pada saat kabel udara melintasi jalan umum, kabel udara dipasang di bawah pekerjaan konstruksi, kabel udara melintasi sungai, dan lintassan-lintasan lain yang perlu perhatian sehubungan dengan kemanan kabel dan keselamatan mereka yang  berada di sekitar kabel tersebut.